Kamis, 11 Oktober 2012

Alkali Tanah


Logam Alkali Tanah Di Alam
Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Unsur alkali tanah terdiri atas berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Strontium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Kelimpahan unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba di alam adalah sekitar 0,0006%, 2.1%, 3.6%, 0.02%, dan 0.04%. Adapun kelimpahan Ra di alam hanya sekitar 1010 karena bersifat radioaktif. Di alam Berilium terdapat dalam mineral beril (Be3Al2(SiO3)6) dan krisoberil ; magnesium sebagai magnesit  (MgCO3) , dolomit (CaCo3.MgCO3), keiserit  (MgSO4. 2H2O), epsomit (MgSO4.7H2O), silikat, dan air laut ; kalsium sebagai dolomit batu kapur gips (CaSO4.2H2O), aragonit, marbel, dan silikat ; strontium sebagai strontianit (SrCO3), selestit (SrSO4); barium sebagai barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3) ; radium sebagai pekblende dan karnotit. Tambang gips berada di Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Komposisi unsur-unsur alkali tanah dalam kerak bumi yakni :
Unsur
Kadar (bpj)
Be
6
Mg
20.900
Ca
36.300
Sr
300
Ba
250

Konfigurasi Elektron :
Berelium (Be)              = 1s2 2s2
Magnesium (Mg)         = 1s2 2s2 2p6 3s2
Kalsium (Ca)               = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Stronsium (Sr)             = 1 s2 2 s2 2 p6  3 s2 3 p6  4 s2 3d10 4 p6  5 s2
Barium (Ba)                = 1 s2 2 s2 2 p6  3 s2 3p6  4 s2 3d10 4 p6  5 s2 4d10 5 p6  6 s2

1.      Sejarah Alkali Tanah
Logam alkali tanah (alkaline earth metal), di sebut logam karena memiliki sifat seperti logam.  Kata "Alkali" berasal dari bahasa arab yang berarti abu (air abu bersifat basa). Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali tanah adalah membentuk basa karena unsur-unsurnya memiliki sifat alkalin yang apabila dilarutkan dalam air akan bersifat basa (lebih lemah dari logam alkali). Sedangkan istilah "tanah" digunakan karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A.
2.      Unsur-Unsur Alkali Tanah
Sebagaimana telah disebutkan di atas, golongan alkali tanah terdiri atas Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Berikut adalah penjelasan mengenai unsur-unsur alkali tanah :
a.  Berilium

Informasi Umum :
Nama                                  : Berilium
Simbol
                                : Be
Atom Nomor
                      : 4
Massa Atom
                       : 9.012182 amu
Titik leleh
                            : 1278,0 ° C (1551,15 K, 2332,4 ° F)
Titik didih
                           : 2970,0 ° C (3243,15 K, 5378,0 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
    : 4
Jumlah Neutron
                  : 5
Klasifikasi
                           : Alkali Tanah
Struktur Kristal
                   : Hexagonal
Massa jenis @ 293 K
          : 1,8477 g/cm3
Warna
                                 : abu
Struktur atom :      
[Bohr Model of Berilium]
Jumlah Tingkat Energi
        : 2
Energi Tingkat Pertama      : 2
Kedua Energi Level
           : 2
Fakta :
Tahun penemuan                : 1798
Penemu
                               : Louis Vauquelin
Nama Asal
                          : Dari mineral beryl
Diperoleh Dari
                    : beryl, chrysoberyl
v   Sejarah Berilium
Nama berilium berasal dari bahasa Yunani beryllos, beril. Berilium pernah dinamakan glucinium (dari Yunani glykys, manis), karena rasa manis garamnya. Unsur ini ditemukan oleh Louis Vauquelin dalam tahun 1798 berbentuk oksida dalam beril dan dalam zamrud. Friedrich Wöhler dan A. A. Bussy masing-masing berhasil mengasingkan logam pada tahun 1828 dengan mereaksikan kalium dengan berilium klorida.
v   Sifat-sifat Berilium
Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di kalangan logam-logam ringan. Modulus kekenyalan berilium kurang lebih 1/3 lebih besar daripada besi baja. Berilium mempunyai konduktivitas panas yang sangat baik, tak magnetik dan tahan karat asam nitrat. Berilium juga mudah ditembus sinar-X, dan neutron dibebaskan apabila ia dihantam oleh partikel alfa (seperti radium dan polonium [lebih kurang 30 neutron-neutron/juta partikel alfa]). Pada suhu dan tekanan ruang, berilium tak teroksidasi walaupun terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi).
v   Kegunaan Berilium
Ø Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium (Be yang dapat menyerap panas banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig (logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk digunakan dalam pembuatan: elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
Ø Logam berilium dipakai pada tabung sinar X, komponen reaktor atom, dan pembuatan salah satu komponen televisi
Ø Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar, alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru berpandu, kapal terbang, dan satelit komunikasi.
Ø Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat bermassa lebih ringan. Biasanya digunakan pada kemudi pesawat Jet.
Ø Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis cahaya yang tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
Ø Dalam bidang litografi sinar-X, berilium digunakan untuk pembuatan litar bersepadu mikroskopik.
Ø Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan berilium dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
Ø Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan dimensi. Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai aplikasi yang memerlukan konduktor panas yang baik, kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan titik lebur yang tinggi, serta bertindak sebagai perintang listrik.
Ø Dahulu, campuran berilium pernah digunakan dalam lampu floresen, tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang terpapar terancam bahaya beriliosis.
Ø Paduan tembaga ± 2% untuk membuat pegas, klip, sambungan listrik, dan reaktor atom.
Ø Paduan Be dan Cu menghasilkan logam sekeras baja, maka digunakan untuk per/pegas dan sambungan listrik

v   Pengaruh berilium bagi kesehatan
Berilium sangat berbahaya jika terhirup. Keefektifannya tergantung kepada kandungan yang dipaparkan dan jangka waktu pemaparan. Jika kandungan berilium di udara sangat tinggi (lebih dari 1000 μg/m³), keadaan akut dapat terjadi. Keadaan ini menyerupai pneumonia yang disebut penyakit berilium akut. Penetapan udara komunitas dan tempat kerja yang efektif dapat menghindari kerusakan paru-paru yang paling akut.
Sebagian orang (1-15%) akan menjadi sensitif terhadap berilium. Orang-orang ini akan mengalami keradangan pada sistem pernafasan. Keadaan ini disebut penyakit berilium kronik (CBD), dan dapat terjadi setelah pemaparan bertahun-tahun terhadap tingkat berilium diatas normal (diatas 0.2 μg/m³). Penyakit ini dapat menyebabkan rasa lemah dan keletihan, dan juga sesak nafas. CBD dapat menyebabkan anoreksia, penyusutan berat badan, dan dapat juga menyebabkan pembesaran bagian kanan jantung dan penyakit jantung dalam kasus-kasus tingkat lanjut. Sebagian orang yang sensitif terhadap berilium mungkin atau tidak mungkin akan gejala-gejala seperti itu. Kebanyakan penduduk pada umumnya jarang yang terkena penyakit berilium akut atau kronik karena kandungan berilium dalam udara biasanya sangat rendah (0.00003-0.0002 μg/m³).
Berilium dapat diukur dalam air kencing atau darah. Kandungan berilium dalam darah atau air kencing dapat memberi petunjuk kepada berapa banyak atau berapa lama seseorang telah terpapar. Tingkat kandungan berilium juga dapat diukur dari sampel paru-paru dan kulit serta uji darah, yaitu beryllium lymphocyte proliferation test (BeLPT) yang mengukur pasti kesensitifan terhadap berilium.
b.       Magnesium

Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".
Informasi umum :
Nama                                  : Magnesium
Simbol
                                : Mg
Atom Nomor
                      : 12
Massa Atom
                       : 24,305 amu
Titik
leleh                            : 650,0 ° C (923,15 K, 1202,0 ° F)
Titik didih
                           : 1107,0 ° C (1380,15 K, 2024,6 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
    : 12
Jumlah Neutron
                  :12
Klasifikasi
                           : Alkali Tanah
Struktur kristal
                    : Hexagonal
Massa jenis @ 293 K
          : 1,738 g/cm3
Warna
                                 : keabu-abuan
Struktur atom :
[Bohr Model of Magnesium]
Jumlah Tingkat Energi
        : 3
Energi Tingkat Pertama      : 2
Kedua Energi Level           : 8
Ketiga Energi Level           : 2
Fakta :
Tahun Penemuan                : 1808
Penemu                  
            : Sir Humphrey Davy
Nama Asal             
            : Magnesia (Kota)
Diperoleh dari                     : air laut
v   Sejarah Magnesium
Nama magnesium berasal dari bahasa Yunani untuk sebuah daerah di Thessaly disebut magnesium oksida. Hal ini terkait dengan magnetite dan mangan, yang juga berasal dari daerah ini, dan diperlukan diferensiasi sebagai zat terpisah. Magnesium merupakan unsur ketujuh paling berlimpah dalam kerak bumi oleh massa dan kedelapan oleh molarity. Hal ini ditemukan dalam jumlah besar dari deposito magnesite, dolomit, dan mineral, dan air mineral, di mana magnesium ion yang larut. Joseph Black dari England mengenal pasti magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755. Kemudian pada tahun 1808, Sir Humphrey Davy mengasingkan logam magnesium secara elektrolisis dari campuran magnesia dan HgO dan berhasil menemukan unsur magnesium. Sementara A.A.B.Bussy telah juga berhasil menyediakannya dalam bentuk koheren pada tahun 1831.
v   Senyawa dari Magnesium
Magnesium di alam terdapat dalam senyawa-senyawa berikut :
a. Sebagai karbonat, magnesit (MgCO3), dolomit (MgCO3.CaCO3)
b. Sebagai sulfat, kiserit (MgSO4.H2O), kainit (KCl. MgSO4. 3H2O) garam Epsom (MgSO4. 7H2O) (disebut juga garam Inggris)
c. Sebagai silikat, olivine (Mg2SiO4), asbestos (CaMg2(SiO3)s)
v   Kegunaan Magnesium
Ø  Membuat logam campur, misalnya paduan Mg dan Al yang sering disebut magnelium sebagai komponen pesawat terbang, rudal, baik truk dan sebagainya.
Ø  Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada lampu blitz..

Ø  Senyawa Magnesium sulfat digunakan untuk pupuk, dan obat-obatan


Ø   Melapisi tanur dan pembakaran semen.
Ø  Untuk menghapus belerang dari besi dan baja.
Ø  Untuk memperbaiki titanium dalam proses Kroll.
Ø  Untuk photoengrave piring di industri percetakan.
Ø  Untuk menggabungkan di alloys, dimana logam ini sangat penting untuk pesawat dan peluru konstruksi.
Ø  Dalam bentuk turnings atau kendali, untuk mempersiapkan Grignard reagents, yang berguna dalam sintesis organik.
Ø  Alloying sebagai agen, meningkatkan mekanis, pemalsuan dan welding karakteristik aluminium.
Ø  Sebagai tambahan agen di propellants konvensional dan produksi dalam grafit nodular besi cor.
Ø  Magnesia (MgO) digunakan sebagai batu tahan api dan isolator untuk pipa-pipa uap
Ø  Senyawa Magnesium hidroksida (Mg(OH2) untuk obat asam lambung (mag) dan sebagai bahan pasta gigi.

Ø  Garam Inggris (MgSO4.7H2O) digunakan sebagai urus-urus




Ø  Magnesium untuk membuat magnalium (paduan logam aluminium dan magnesium), bersifat ringan dan kuat sebagai konstruksi pesawat terbang dan peralatan rumah tangga
Ø  Magnesium untuk membuat campuran logam yang ringan dan liat, contohnya digunakan pada alat-alat rumah tangga
c.            Kalsium

Informasi Umun :
Nama                                  : Kalsium
Simbol                   
            : Ca
Atom Nomor         
            : 20
Massa Atom          
            : 40,078 amu
Titik Leleh 
                        : 839,0 ° C (1112,15 K, 1542,2 ° F)
Titik didih  
                        : 1484,0 ° C (1757,15 K, 2703,2 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
    : 20
Jumlah Neutron
                  : 20
Klasifikasi  
                        : Alkali Tanah
Struktur Kristal
                   : Kubus
Massa jenis @ 293 K
          : 1.55 g/cm3
Warna                    
            : Silver
Struktur atom :
[Bohr Model of Calcium]
Jumlah Tingkat Energi
        : 4
Energi Tingkat Pertama      : 2
Kedua Energi Level
           : 8
Ketiga Energi Level
           : 8
Keempat Energi Level
        : 2
Fakta :
Tahun penemuan                : 1808
Penemu                  
            : Sir Humphrey Davy
Nama Asal             
            : Dari kata latin calcis (jeruk nipis)
Diperoleh Dari       
            : kapur, batu gamping, marmer. 3,5% dari kerak
v   Sejarah Kalsium
(Latin: calx, kapur) Walau kapur telah digunakan oleh orang-orang Romawi di abad kesatu, logam kalsium belum ditemukan sampai tahun 1808. Setelah mempelajari Berzelius dan Pontin berhasil mempersiapkan campuran air raksa dengan kalsium (amalgam) dengan cara mengelektrolisis kapur di dalam air raksa, Davy berhasil mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
v   Sumber Kalsium
Kalsium adalah logam metalik, unsur kelima terbanyak di kerak bumi. Unsur ini merupakan bahan baku utama dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan kulit telur. Kalsium tidak pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan unsur lainnya. Ia banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum, dan fluorite. Apatite merupakan flurofosfat atau klorofosfat kalsium.
v   Senyawa Kalsium
Senyawa alami dan senyawa buatan kalsium banyak sekali kegunaannya. Kapur mentah (CaO) merupakan basis untuk tempat penyaringan kimia dengan banyak kegunaan. Jika dicampur dengan pasir, ia akan mengeras menjadi campuran plester dengan mengambil karbon dioksida dari udara. Kalsium dari batu kapur juga merupakan unsur penting semen. Senyawa-senyawa penting lainnya adalah: karbit, klorida, sianamida, hipoklorida, dan sulfida.
v   Kegunaan Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Berikut adalah beberapa kegunaan kalsium:

Ø  Mengaktifkan saraf
Ø  Melancarkan peredaran darah
Ø  Melenturkan otot
Ø  Menormalkan tekanan darah
Ø  Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
Ø  Menjaga keseimbangan cairan tubuh
Ø  Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
Ø  Mencegah penyakit jantung
Ø  Menurunkan resiko kanker usus
Ø  Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
Ø  Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
Ø  Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
Ø  Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi


Ø  Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi.

Ø  Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
Ø  Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
Ø  Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Ø  Kalsium Karbonat (CaCO3) digunakan dalam industri besi dan baja, industri gelas, cat tembok, kapur tulis dan pembuatan semen. Sebagai bahan obat (antasid) dan pengisi dan pelapis kertas

Ø  Kapur Tohor (CaO) sebagai fluks pada industri baja, mengeringkan zat Ca(OH2) untuk menetralkan sifat asam pada .industri
Ø  Kalsium klorida (CaCl2) sebagai zat pengering (drying agent), serbuk pencair salju.
Ø  Kalsium Sulfat (CaSO4.2H2O) dikenal sebagai gips, digunakan untuk pembalut tulang yang patah dan membuat pupuk amonium fosfat, sebagi pengering, pembuat keramik, cat, plester, dan untuk membuat cetakan gigi.


d.     Strontium

Informasi Umum :
Nama                                : Strontium
Simbol     
                        : Sr
Atom Nomor       
            : 38
Massa Atom        
            : 87,62 amu
Titik leleh
                        : 769,0 ° C (1042,15 K, 1416,2 ° F)
Titik didih           
                        : 1384,0 ° C (1657,15 K, 2523,2 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
: 38
Jumlah Neutron
                : 50
Klasifikasi           
            : Alkali Tanah
Struktur Kristal
                : Kubus
Massa jenis @ 293 K
       : 2.54 g/cm3
Warna                  
            : kuning
Struktur atom :
[Bohr Model of Strontium]
Jumlah Tingkat Energi
     : 5
Energi Tingkat Pertama   : 2
Kedua Energi Level         : 8
Ketiga Energi Level         : 18
Keempat Energi Level
     : 8
Kelima Energi Level        : 2
Fakta :
Tahun penemuan              : 1790
Penemu
                            : A. Crawford
Nama Asal                       : Setelah Strotian (kota Skotlandia)
Diperoleh Dari    
            : celestite, strontianite
v   Sejarah Strontium
Mineral strontianit dinamakan setelah penduduk desa Strontian di desa Skotlandia menemukannya di sebuah tambang terpencil pada tahun 1787. Adair Crawford mengenali bahwa mineral tersebut berbeda dengan mineral-mineral barium lainnya pada tahun 1790. Strontium itu sendiri baru ditemukan pada tahun 1798 oleh Thomas Charles Hope, dan logam strontium berhasil dipisahkan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1808 menggunakan elektrolisis dan diumumkan olehnya sendiri pada sebuah acara perkuliahan Royal Society pada tanggal 30 Juni 1808.
v   Karakteristik Strontium
Karena reaktifitasnya yang sangat tinggi terhadap air dan oksigen, unsur ini hanya dapat ditemukan di alam dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, misalnya di dalam mineral strontianit dan celestit. Logam strontium berwarna abu-abu/perak, lebih halus daripada kalsium dan lebih reaktif terhadap air, yang mana jika bereaksi dengan air akan menghasilkan strontium hidroksida dan gas hidrogen. Pembakaran strontium di udara akan menghasilkan strontium oksida dan strontium nitrida, tapi karena strontium tidak akan bereaksi dengan nitrogen di bawah suhu 380oC, maka pada suhu kamar, yang dihasilkan hanyalah oksida (secara spontan).
Strontium harus disimpan di dalam kerosin untuk mencegah terjadinya oksidasi; logam strontium yang terkena udara akan bereaksi dengan cepat membentuk oksida dengan warna kuning. Serbuk logam strontium akan terbakar secara spontan pada suhu kamar. Garam strontium yang mudah menguap akan memberikan warna api merah tua, dan garam ini dapat digunakan dalam pembuatan petasan. Di alam, strontium merupakan hasil campuran empat isotopnya yang stabil.
v   Senyawa Strontium
Berikut adalah senyawa- senyawa strontium yang diketahui :

Ø Strontium titanat
Ø Strontium karbonat
Ø Strontium nitrat
Ø Strontium sulfat
Ø Strontium aluminat
Ø Strontium klorida
Ø Strontium oksida
Ø Strontium ranelat

v   Kegunaan Strontium
Ø Strontium titanat memiliki indeks bias dan penyebaran optikal yang jauh lebih baik dari pada berlian, membuatnya memiliki banyak kegunaan dalam berbagai jenis alat-alat optik.
Ø Strontium karbonat, strontium nitrat, dan strontium sulfat biasanya digunakan dalam pembuatan kembang api untuk menghasilkan warna merah
Ø Strontium klorida biasanya digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitive.
Ø Strontium oksida terkadang digunakan untuk menambah kualitas lapisan keramik.
Ø Strontium ranelat digunakan dalam penyembuhan osteoporosis
Ø SrSO4 digunakan sebagai bahan cat
Ø Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer.

e.     Barium

Barium bersifat lunak dan termasuk unsur golongan alkali tanah. Barium murni tidak pernah ditemukan di alam karena dapat bereaksi dengan udara. Oksidanya dikenal sebagai baryta, tetapi dapat bereaksi dengan air dan karbon dioksida dan tidak ditemukan sebagai mineral. Mineralnya yang paling banyak ditemukan di alam adalah barium sulfat (BaSO4) yang sangat susah untuk dilarutkan, dan barium karbonat (BaCO3). Benitoite adalah sebuah permata langka yang mengandung barium. Logam barium digunakan dalam keperluan insutri. Barium sulfat digunakan karena beratnya, memiliki sifat tidak mudah larut, dan tidak dapat ditembus oleh sinar-X.
Informasi Umum :
Nama                                : Barium
Simbol                 
            : Ba
Atom Nomor       
            : 56
Massa Atom        
            : 137,327 amu
Titik leleh
                        : 725,0 ° C (998,15 K, 1337,0 ° F)
Titik didih
                                    : 1140,0 ° C (1413,15 K, 2084,0 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
: 56
Jumlah Neutron
                : 81
Klasifikasi           
            : Alkali Tanah
Struktur Kristal
                : Kubus
Massa jenis@ 293 K
        : 3,51 g/cm3
Warna                  
            : Silver
Struktur atom :
[Bohr Model of barium]
Jumlah Tingkat Energi
     : 6
Energi Tingkat Pertama   : 2
Kedua Energi Level         : 8
Ketiga Energi Level         : 18
Keempat Energi Level
     : 18
Kelima Energi Level        : 8
Keenam Energi Level      : 2
Fakta :
Tahun Penemuan              : 1808
Penemu   
                        : Sir Humphrey Davy
Nama Asal                       : Dari kata Yunani barys (berat)
Diperoleh Dari    
            : barytine, whiterite


v   Sejarah Barium
Barium (Yunani bary, yang berarti "berat") pertama kali diidentifikasi pada tahun 1774 oleh Carl Scheele dan berhasil diekstraksi pada tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy di Inggris. Oksida barium pertama kali disebut barote, yang mana kemudian diganti menjadi barita oleh Antoine Lavoisier dari kata barium untuk menjelaskan sifat logamnya.
v   Karakteristik Barium
Logam barium mirip dengan kalsium dan strontium secara kimiawi, tapi lebih reaktif. Logam ini sangat mudah teroksidasi jika terpapar udara dan sangat reaktif dengan air atau alkohol, menghasilkan gas hidrogen. Pembakaran barium di udara tidak hanya menghasilkan barium oksida (BaO), tapi juga peroksida. Peroksida merupakan senyawa yang paling sederhana dari unsur ini bahkan memiliki berat jenis yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari barium sulfat yang memiliki tingkat densitas yang tinggi (4.5 g/cm3).
v   Isotop Barium
Kelimpahan barium di alam merupakan campuran dari tujuh isotopnya yang stabil. Ada dua puluh isotop barium yang diketahui, tapi kebanyakan bersifat sangat radioaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek. Contoh isotop barium antara lain adalah 133Ba yang memiliki waktu paruh 10,51 tahun dan 137Ba yang memiliki waktu paruh 2,55 menit.
v   Kegunaan
Barium memiliki beberapa fungsi dalam bidang industri yaitu sebagai berikut :
Ø Senyawa barium, khususnya barit (BaSO4), memiliki peran yang sangat penting dalam industri minyak bumi. Barit digunakan dalam pengeboran sumur minyak.
Ø Barium karbonat dapat digunakan untuk racun tikus dan juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bata. Berbeda dengan sulfat, karbonat akan melarut di dalam perut, sehingga menjadi racun bagi tubuh.
Ø Barium oksida digunakan untuk melapisi elektroda pada lampu fluoresensi, yang dapat melepaskan elektron.
Ø Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca. Karena beratnya, barium dapat meningkatkan indeks bias dan kilau kaca.
Ø Barit digunakan secara ekstensif dalam pembuatan karet.
Ø Barium Hidroksida (Ba(OH2)) untuk menguji adanya gas CO2
Ø Barium Sulfat (BaSO4) untuk bahan cat warna putih, bahan pengisi karet sehingga lebih kuat dan bahan pengisi kertas agar tinta tidak merembes. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang tinggi dan warna terang.

Ø Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.

Ø BaCl2 sebagai bahan penyamak kulit
Ø Telah ditemukan fungsi barium yang baru, yaitu sebagai bahan esensial pada pembuatan superkonduktor YBCO.









f.         Radium

Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos kepada udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Radium termasuk jenis radioaktif alam yang mempunyai isotop Ra-226, Ra-224 dan Ra-228. Radium adalah radionuklida yang terbentuk dari peluruhan uranium dan thorium. Sebagian besar Ra-226 berasal dari peluruhan uranium alam (U-238), sedangkan Ra-228 dan Ra-224 berasal dari peluruhan Th-232. Radium-226 merupakan isotop yang biasa dimanfaatkan untuk memancarkan radiasi alfa dan gama dengan waktu paro 1600 tahun, sedangkan Ra-228 merupakan pemancar beta dengan waktu paro 5,75 tahun dan Ra-224 mempunyai waktu paro 3,66 hari. Isotop-isotop radium meluruh menjadi isotop-isotop radon yang berlainan, misalnya Ra-226 meluruh menjadi Ra-222 dan Ra-228 meluruh menjadi Ra-224 sebelum akhirnya membentuk gas radon (Ra-220).
Ra-226 merupakan radionuklida berumur panjang dan dalam masa peluruhannya mengeluarkan gas radon yang berbahaya bagi kesehatan. Sumber bekas Ra-226 diawali dengan reduksi volume, dilanjutkan dengan immobilisasi dalam kontainer khusus untuk mengatasi masalah emanasi gas radon yang timbul dari peluruhan Ra-226. Dipilih kontainer Stainless Steel berbentuk kapsul yang ditutup dengan cara dilas. Kapsul ini kemudian dimasukkan ke dalam Long Term Storage Shield (LTSS) yang terbuat dari Pb untuk meminimalkan paparan radiasi yang cukup tinggi.


Informasi Umum :
Nama                                : Radium
Simbol                 
            : Ra
Atom Nomor       
            : 88
Massa Atom        
            : (226,0) amu
Titik leleh
                        : 700,0 ° C (973,15 K, 1292,0 ° F)
Titik didih           
                        : 1737,0 ° C (2010,15 K, 3158,6 ° F)
Jumlah Proton / Elektron
: 88
Jumlah Neutron
                : 138
Klasifikasi           
            : Alkali Tanah
Struktur Kristal
                : Kubus
Massa jenis @ 293 K
       : 5.0 g/cm3
Warna                  
            : ke perak perakan
Struktur atom :
[Bohr Model of Radium]
Jumlah Tingkat Energi
     : 7
Energi Tingkat Pertama   : 2
Kedua Energi Level         : 8
Ketiga Energi Level         : 18
Keempat Energi Level
     : 32
Kelima Energi Level        : 18
Keenam Energi Level      : 8
Ketujuh Energi Level       : 2
Fakta :
Tahun Penemuan              : 1898
Penemu               
            : Pierre dan Marie Curie
Nama Asal                       : Dari kata Latin jari-jari (ray)
Diperoleh dari                  : bijih uranium
v   Sejarah Radium
Radium ditemukan oleh Marie Sklodowska-Curie dan suaminya Pierre, pada tahun 1898 dari bijih uranium di Bohemia Utara, Republik Czech. Ketika sedang mempelajari bijih uranium, Marie berhasil memisahkan uranium dari bijihnya, dan menemukan bahwa ternyata bijih tersebut masih bersifat radioaktif. Mereka kemudian memisahkan sebuah campuran radioaktif, yang kebanyakan terdiri atas barium, yang dapat menghasilkan nyala api berwarna hijau yang sangat terang dan garis spektral berwarna merah, yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Penemuan ini diumumkan Curie dan suaminya ke Akademi Sains di Prancis pada 26 Desember 1898. Pada tahun 1902, Curie dan Andre-Louis Debierne berhasil memisahkan radium sebagai logam murni, dengan cara mengelektrolisis radium klorida murni menggunakan katoda merkuri, kemudian didistilasi pada atmosphere gas hidrogen.
v   Karakteristik Radium
Radium merupakan logam alkali tanah terberat dengan intensitas radioaktivitas besar, dan mirip dengan barium secara kimiawi. Sejumlah kecil logam ini terdapat pada bijih-bijih uranium, dan berbagai jenis mineral uranium lainnya. Radium menghasilkan tiga jenis radiasi yaitu, partikel alfa, partikel beta, dan sinar gamma. Logam radium murni berwarna putih bersih, tapi berubah menjadi hitam jika terpapar udara (kemungkinan dikarenakan adanya pembentukan nitrida). Radium bereaksi hebat dengan air dan minyak membentuk radium hidroksida, dan sedikit lebih mudah menguap dibandingkan dengan barium. Fase radium adalah padat pada suhu normal.
v   Senyawa Radium
Karena waktu paruhnya yang pendek dan intensitas radioaktifitasnya yang besar, senyawa radium cukup jarang ditemukan. Kebanyakan terdapat di dalam bijih uranium. Adapun senyawa-senyawa radium antara lain:
Ø Radium fluorida (RaF2)
Ø Radium klorida (RaCl2)
Ø Radium bromide (RaBr2)
Ø Radium iodide (RaI2)
Ø Radium oksida (RaO)
Ø Radium nitride (Ra3N2)
v   Kegunaan Radium
Dimasa yang lampau Indonesia banyak menggunakan Radium-226 sebagai sumber radiasi yang dipakai dalam brachyteraphy. Brachyteraphy adalah suatu radioterapi dengan zat radioaktif sebagai sumber radiasinya. Brachyteraphy dilakukan dengan cara penyinaran pada jarak sangat dekat bahkan pada kondisi tertentu sumber radiasi dimasukkan kedalam tubuh pasien. Biasanya digunakan untuk terapi kanker leher rahim.
Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas maksimum 4 GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6 mg) untuk yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7mg) untuk yang berbentuk kapsul. Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang lebih tinggi, misalnya sumber nuetron Ra-Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq (5000 mg) dan pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg).
Selain dalam bidang kedokteran, Radium -226 juga dimanfaatkan sebagai penangkal petir. Di negara maju sudah sejak sekitar tahun 1960 an pemakaian Ra-226 baik dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal petir sudah dihentikan, namun demikian di beberapa negara lain sumber Ra-226 hingga saat ini masih ada dengan pemakaian yang sudah mulai berkurang.
3.      Sifat Logam Alkali Tanah
Sifat Logam Alkali tanah sama dengan sifat logam Alkali. Namun, logam alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan  logam alkali yang seperiode. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil daripada jari-jari logam alkali sehingga energi ionisasinya lebih besar. Beberapa sifat logam alkali tanah disajikan dalam tabel 3.4



Tabel 3.4 Beberapa Sifat Logam Alkali Tanah
Sifat
Berilium
Magnesium
Kalsium
Strontium
Barium
Nomor Atom
4
12
20
38
56
Konfigurasi Elektron
[He]2s2
[Ne]3s2
[Ar]4s2
[Kr]5s2
[Xe]6s2
Jari-Jari Atom (Å)
1.25
1.45
1.74
1.92
1.98
Jari-jari Ion M2+ (Å)
0.31
0.65
0.99
1.13
1.35
Titik Leleh 0C
1.277
650
850
769
725
Titik Didih 0C
2.484
1.105
1.487
1381
1849
Massa Jenis g cm-3
1.86
1.74
1.55
2.6
3.59
Energi Ionisasi Pertama (kJ mol-1 )
899
738
590
550
503
Energi Ionisasi kedua (kJ mol-1)
1.757
1.451
1.145
1.064
965
Energi Ionisasi ketiga (kJ mol-1)
14.848
7.733
4.912
4.138
3.619
Keelektronegatifan (skala pauling)
1.5
1.2
1
1
0.9
Warna nyala
-
putih terang
jingga merah
merah tua
hijau
Potensial Reduksi Standar (volt)
M2+ + 2e-→M
-1.85
-2.38
-2.87
-2.89
-2.91

Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari atas ke bawah. Jari-jari atomnya makin besar sehingga energi ionisasi dan keelektronegatifannya makin kecil. Hal itu menyebabkan kecenderungan untuk melepaskan elektron makin besar. Senyawa yang dibentuk Berilium adalah senyawa kovalen. Magnesium membentuk  beberapa senyawa kovalen. Adapun senyawa yang dibentuk oleh kalsium ke bawah adalah senyawa ionik.
Berilium merupakan unsur alkali tanah yang jumlahnya kecil sekali. Sifat unsur Be mirip dengan Aluminium yaitu bersifat amfoter. Sifat unsur kimia dari logam alkali tanah dapat dibagi menjadi dua yaitu sifat kimia dan sifat fisik. Sifat fisik meliputi warna nyala, kerapuhan, kelenturan, konduktifitas listrik, massa jenis, sifat magnet, kekerasan, nomor atom, kalor penguapan, titik leleh dan titik didih. Adapun sifat kimia meliputi bagaimana suatu unsur bereaksi, dengan unsur apa dapat bereaksi, unsur yang dihasilkan dari suatu reaksi, kecepatan reaksi jika bereaksi dengan unsur lain, jumlah panas yang dihasilkan dari suatu reaksi dengan unsur lain, dan suhu ketika terjadi reaksi. Berikut ini dapat dijabarkan mengenai sifat fisik dan kimia yang dimiliki logam alkali tanah.
*    Sifat Fisik
§    Warna Nyala
Salah satu sifat khas unsur-unsur golongan alkali tanah adalah dapat menghasilkan warna nyala api yang khas. Hal ini dikarenakan sifat dari atomnya yang jika diberikan energi, maka posisi elektron dalam atom akan berpindah ke kulit yang lebih tinggi (tereksitasi). Elektron yang tereksitasi akan kembali ke keadaan stabil seraya memancarkan energi radiasi elektromagnetik berupa nyala cahaya. Setiap atom akan menghasilkan nyala api yang berbeda-beda dan khas sehingga sifat ini digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur alkali tanah. Selain Berilium dan Magnesium, alkali tanah memiliki warna nyala yang khas. Adapun warna nyala masing-masing logam adalah berilium tidak berwarna, magnesium berwarna putih terang, kalsium berwarna jingga merah, strontium berwarna merah dan barium berwana hijau. Magnesium biasanya tersedia dalam bentuk pita. Pita itu akan menyala sangat terang jika dibakar di udara. Reaksi yang terjadi pada pembakaran pita magnesium sesuai persamaan reaksi :
2 Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(S)
Ternyata massa magnesium setelah dibakar lebih besar daripada sebelum dibakar. Hal itu disebabkan megnesium mengikat oksigen setelah dibakar. Karena memancarkan cahaya yang sangat terang, magnesium, strontium, dan barium secara bersama-sama digunakan untuk membuat kembang api.

Unsur
Warna Nyala
Gambar
Be
Tak Berwarna
Mg
Putih Terang
Ca
Merah Jingga
Sr
Merah Bata/Merah Tua
Ba
Hijau
Ra
-
-

§    Energi Ionisasi
Energi ionisasi (EI) adalah energi yang diperlukan atom dalam untuk melepaskan satu elektron sehingga ion bermuatan +1. Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar, begitu juga pada pelepasan elektron yang ke-3 dan seterusnya. Maka EI 1 < EI 2 < EI 3. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari - jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan. Energi ionisasi menurun dan keelektronegatifan meningkat karena penambahan nomor atom
Energi Ionisasi :   Be >  Mg > Ca > Sr > Ba > Ra
 



§       Keelektronegatifan
Keelektronegatifan :  Be > Mg >  Ca >  Sr >  Ba >  Ra
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa. Harga keelektronegatifan ini diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Sedangkan unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepas elektron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dan dalam Satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

§      Titik Leleh dan Titik Didih cenderung menurun dari Be ke Ba
Titik Leleh dan Titik Didih :  Be > Mg >  Ca >  Sr >  Ba >  Ra
 


§      Jari- Jari atom
Jari-jari atom :  Be < Mg < Ca < Sr < Ba < Ra
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut. Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya. Jadi, dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom. Jari-jari atom meningkat dari atas ke bawah dalam SPU

*    Sifat Kimia
§    Kereaktifan
Unsur-unsur logam alkali tanah bersifat sangat reaktif sehingga mudah mengalami reaksi dengan zat lainnya membentuk senyawa. Kereaktifan logam alkali tanah dipengaruhi oleh jari-jari atom dan energi ionisasinya.
"Semakin besar jari-jari atom, kekuatan ikatan akan semakin lemah sehingga energi ionisasinya semakin kecil"
"Semakin kecil energi ionisasi, akan semakin mudah melepaskan elektron sehingga semakin mudah mengalami reaksi"
Dengan demikian, semakin ke bawah (nomor atom semakin besar), logam alkali tanah semakin reaktif.
Kereaktifan :   Be < Mg <  Ca < Sr < Ba < Ra
 

                                                                                              

Jika logam alkali tanah dibandingkan dengan logam alkali, maka logam alkali lebih reaktif karena energi ionisasi logam alkali lebih kecil dibandingkan dengan logam alkali tanah.
§    Kelarutan Senyawa Logam Alkali Tanah
Salah satu yang membedakan antara senyawa alkali dan alkali tanah adalah kelarutannya.Pada umumnya, senyawa alakli mudah larut dalam air sedangkan alkali tanah sukar larut dalam air.
Harga tetapan hasil kali kelarutan senyawa alkali tanah disajikan pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Harga Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Senyawa Alkali Tanah

OH-
SO42-
CrO42-
CO32-
C2O42-
Be2+
1,6 x 10-22
besar
besar
-
-
Mg2+
8,9 x 10-12
8,6 x 10-5
besar
7,9 x 10-8
8,6 x 10-5
Ca2+
1,3 x 10-6
2,4 x 10-5
7,1 x 10 -4
4,7 x 10-9
1,3 x 10-9
Sr2+
3,2 x 10 -4
7,6 x 10-7
3,6 x 10-5
7,0 x 10-10
5,6 x 10-8
Ba2+
5,0 x 10-3
1,5 x 10-9
8,5 x 10-11
1,6 x 10-9
1,5 x 10-8


Jika unsur alkali tanah adalah L maka kelarutan garam alkali tanah sebagai berikut :
ª                        Senyawa L(OH-) makin ke bawah makin mudah larut dalam air.
ª                        Senyawa L(SO42-) makin ke bawah makin sukar larut dalam air
ª                        Senyawa L(CO32-) makin ke bawah makin sukar larut dalam air
ª                        Senyawa L(CrO42-) makin ke bawah makin sukar larut dalam air.
§    Dapat bereaksi dengan air
§    Be bersifat amfoter jika bereaksi dengan basa kuat
§    Reduktor kuat
§    Umumnya garamnya sukar larut dalam air
Sifat fisik dan kimia unsur berkaitan erat dengan struktur dan sifat atom yang dimiliki masing-masing unsur, seperti konfigurasi elektron, bilangan oksidasi , jari-jari atom, energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas elektron, dan energi ionisasi. Keterkaitan sifat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Unsur
4Be
12Mg
20Ca
38Sr
56Ba
88Ra
Konfigurasi elektron
[X] ns2
Massa atom
Jari-jari atom (nm)
Energi ionisasi
    (M   M+) kJ/mol
    (M   M2+) kJ/mol
Potensial oksidasi (volt)
Keelektronegatifan
Suhu lebur (oC)
Antara 650o - 1227o
Bilangan oksidasi
+2
+2
+2
+2
+2
+2

4.  Perbedaan Alkali Tanah dengan Alkali
v Logam alkali tanah lebih keras dari alkali karena memiliki dua elektron valensi.
v Kerapatannya lebih tinggi, titik lebur lebih tinggi.
v Berbilangan oksidasi +2 (bandingkan data energi bebas untuk reaksi logam kalsium dengan asam menghasilkan Ca+ dan Ca2+ ) walaupun energi ionisasi kedua untuk ion alkali tanah lebih tinggi dari yang pertama.
v Kelarutan dalam air relatif lebih sukar, khususnya yang memiliki anion berbilangan oksidasi -2.
5.  Sumber Alkali Tanah
Sumber terbanyak alkali tanah, berbentuk mineral oksida, karbonat, silikat, sulfat dan fosfat. Contoh mineral yaitu sebagai berikut :
v Magnesia mengandung magnesium oksida disebut juga sebagai batu tahan api, ini digunakan sebagai bahan pembuatan tungku atau funance.
v  Calcite (kalsium karbonat) terdapat sebagai batuan gunung (batu kapur atau limestone, marmer). Terbentuknya dari proses alam yang dikenal sebagai stalagtit dan stalagmit. Bahan ini digunakan sebagai bahan baku semen, keramik, bahan bangunan dan juga bahan baku pupuk. Dolomit adalah campuran magnesium dan kalsium karbonat juga digunakan sebagai bahan komposit dan keramik.
v Garam epsom mengandung MgSO4 ditemukan di salah satu desa di Inggris. Gypsum mengandung kalsium sulfat hidrat juga dari batu gunung, bahan ini digunakan pada bidang medis antara lain sebagai penyangga tulang yang patah, juga sebagai bahan penyekat bangunan dan bahan atap yang disebut gypsum board.
6.  Reaksi Logam Alkali Tanah
Logam alkali tanah dapat melakukan beberapa reaksi dengan unsur lainnya seperti air , hidrogen, oksigen, halogen, nitrogen, dan asam dan basa. Reaksi- reaksi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut;
a.    Reaksi Alkali Tanah dengan Air
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Air membentuk logam hidroksida [M(OH)2].
M(s) + 2H2O(l)     →   M(OH)2(aq) + H2(g)
Reaksi :

dengan, M = Mg, Ca, Sr, Ba
Contoh : Ca(s) + 2H2O(l)    →  Ca(OH)2(aq) + H2(g)
b.    Reaksi Alkali Tanah dengan Oksigen
·      Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Oksida (O2-)
2M(s) + O2(g)     →   2MO(s)
Reaksi :

dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba
Contoh : 2Mg(s) + O2(g)     →   2MgO(s)
·      Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Peroksida (O22-)
M(s) + O2(g)     →   MO2(s)
Reaksi :


dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba
Contoh : Ba(s) + O2(g)     →   BaO2(s)
·      Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Superoksida (O2-)
M(s) + O2(g)     →   M(O2)2(s)
Reaksi :
  
dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba dan Ra
Contoh : Ra(s) + O2(g)     →  Ra(O2)2(s)
c.    Reaksi Alkali Tanah dengan Gas Hidrogen
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida (MH2)
M + 2H2 →   MH2
Reaksi :

dengan, M = Mg, Ca, Sr, Ba
Contoh : Ca+ 2H2→  CaH2
d.   Reaksi Alkali Tanah dengan Gas Nitrogen
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Nitrogen membentuk senyawa hitrida (M3N2)
3M + N2 →   M3N2
Reaksi :

dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
Contoh : 3Be + N2 →   Be3N2
e.    Reaksi Alkali Tanah dengan Gas Halogen
Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Halogen membentuk garam halida (MX2)
M(s) + X2(g)     →   MX2(s)
Reaksi :

dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba
            X  = F, Cl, Br, I
Contoh : Be(s) + Cl2(g)     →   BeCl2(s)
f.     Reaksi Alkali Tanah dengan Asam dan Basa
·      Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat (HCl) membentuk garam dan gas hidrogen.
M(s) + 2HCl(aq)     →   MCl (aq) + H2(g)

Reaksi :

dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
Contoh : Mg(s) + 2HCl(aq)     →   MgCl (aq) + H2(g)
·      Semua logam alkali tanah bereaksi dengan basa kuat (NaOH) membentuk Na2M(OH)4 dan gas hidrogen.
M(s) + 2NaOHaq)  + 2H2O(l)   →   Na2M(OH)4 (aq) + H2(g)

Reaksi :

dengan, M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
Contoh : Be(s) + 2NaOHaq)  + 2H2O(l)   →   Na2Be(OH)4 (aq) + H2(g)
7.  Pembuatan Logam Alkali Tanah
Proses Pembuatan alkali tanah dilakukan melalui Ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis. Berikut adalah penjabaran mengenai Ekstraksi logam alkali tanah.

No.
Unsur
Metode
1.
Berilium (Be)
a.    Metode Reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah sumber utama berilium.
BeF2 + Mg à MgF2 + Be


b.    Metode Ektrolisis
Untuk mendapatkan berilium, kita juga dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be2+ + 2e- à Be
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-
2.
Magnesium (Mg)
a.    Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium, kita dapat mengekstraksinya dari dolomite [MgCa(CO3)2]. Karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO lalu MgO.CaO dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi à 2Mg + Ca2SiO4 + Fe


b.    Metode Ektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O à Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- à Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl à MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium.
Katode : Mg2+ + 2e- à Mg
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

3.
Kalsium (Ca)
a.    Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2¬ oleh Na. Reduksi CaO oleh Al.
6CaO + 2Al à 3 Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na à Ca + 2NaCl


b.    Metode Ektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + 2HCl à CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katode : Ca2+ + 2e- à Ca
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-
4.
Strontium (Sr)
a.    Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2¬. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi :
katode : Sr2+ +2e- à Sr
anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-
5.
Barium (Ba)
a.    Metode Reduksi
Dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al à 3Ba + Ba3Al2O6.


b.   Metode Ektrolisis
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi:
Katode : Ba2+ +2e- à Ba
Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

Daftar Pustaka
¯  Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
¯  Apt, Muchtaridi, dkk. 2007. KIMIA 3. Bandung: Quadra
¯  Tim Era Pustaka Utama. 2012. Panduan Pengembangan Kompetensi Siswa SMA/MA. Surakarta: Era  Pustaka  Utama.
¯  Justiana, Sandri. 2009. Kimia 3. Jakarta : Yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar