BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Minyak Bumi
di Indonesia sudah sangat langka keberadaannya ditambah lagi dengan pemakaian
yang terus menerus , Padahal negara kita ini kaya dengan hasil bumi , barang
tambang dan lainnya . Namun pembentukan
Minyak Bumi di dalam tanah memerlukan wakru yang sangat lama dan diperlukan
berbagai faktor lainnya.Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan
batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal
dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Minyak
bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel
dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam
tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini
menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu
penghematan dalam penggunaannya.
Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua, serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan timur Kalimantan.Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.
Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua, serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan timur Kalimantan.Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.
Terdapat
sedikitnya empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu
seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal yang
memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin
(isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena
(sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan
seri aromatik (benzenoid).Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi tidak
sama, bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut. Misalnya, minyak
bumi Amerika komponen utamanya ialah hidrokarbon jenuh, yang digali di Rusia
banyak mengandung hidrokarbon siklik, sedangkan yang terdapat di Indonesia
banyak mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya sangat rendah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Minyak Bumi ?
Bagaimana asal-usul Minyak Bumi ?
Bagaimana proses pembentukan Minyak Bumi ?
Apa saja komposisi penyusun Minyak Bumi ?
Bagaimana proses pengolahan Minyak Bumi ?
Apa saja produk pengolahan Minyak Bumi ?
Apa dampak penggunaan Minyak Bumi ?
Apa kegunaan Minyak Bumi ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
:
Untuk
mendapatkan nilai tugas Kimia
TUJUAN
KHUSUS :
Memudahkan
pembaca untuk memahami Minyak Bumi.
Memberikan
suatu pemikiran bahwa betapa pentingnya Minyak Bumi.
Untuk
membudidayakan kepada semua orang agar hemat bahan bakar minyak .
Dapat
mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait minyak bumi.
Dapat
mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Agar semua orang mengetahui apa itu Minyak
Bumi
Agar semua orang tidak seenaknya menggunakan
Minyak Bumi
Agar berkurangnya eksploitasi terhadap Minyak
Bumi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DASAR
TEORI
Minyak bumi yang dijuluki juga sebagai emas
hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian
besar seri alkana,
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik
lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu.
Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh
lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan
dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan
mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1
PENGERTIAN MINYAK BUMI
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin
petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas
hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian
besar seri alkana,
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya
3.2 ASAL –
USUL MINYAK BUMI
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik
lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa
organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur.
Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan
suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan
mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
3.3 PROSES
PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,
yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti
dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi
didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat
logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara
bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena
akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah
logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam
kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon,
kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
|
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir
dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak
dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang
kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
|
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan
pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah
dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga
tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan
dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara
terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula
ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar
Cox diantaranya adalah:
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas,
diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat organik sebagai bahan sumber
Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
3.4
KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks
hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah
komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas
alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana.
Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan
hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung
didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan
senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan
Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya
dan dari daerah ke daerah lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak
bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai
berikut :
- Karbon
: 83,0-87,0 %
- Hidrogen
: 10,0-14,0 %
- Nitrogen
: 0,1-2,0 %
- Oksigen
: 0,05-1,5 %
- Sulfur
: 0,05-6,0 %
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak
mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
siklopentana
|
sikloheksana
|
3. Aromatik CnH2n -6
aromatik memiliki cincin 6
|
Aromatik hanya terdapat dalam
jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan
dalam bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak
bumi:
- Senyawaan
Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. - Senyawaan
Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. - Senyawaan
Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer. - Konstituen
Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
3.5 PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km
di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak
mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui
pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak
Bumi digambarkan sebagai berikut:
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai
dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian
masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya
berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi).
LAHAN MINYAK BUMI Minyak mentah yang menguap pada
proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi
pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom
fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik
didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga
komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi
bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi
yang dihasilkan dimurnikan (refinery),
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan
minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan
penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah
sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu
dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3
bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion
karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul
olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya
ion karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan
dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut
dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah
bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida
yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang
sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur
molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan
tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3
atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
4. ALKILASI dan POLIMERISASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam
molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan
katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi
secara umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi adalah proses penggabungan
molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa
isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi,
yaitu isooktana.
5.
TREATING
Treating adalah pemurnian minyak
bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah
sebagai berikut :
- Copper
sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
- Acid
treatment, yaitu
proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
- Dewaxing yaitu proses penghilangan wax
(n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
- Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari
fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
- Desulfurizing
(desulfurisasi), yaitu
proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung
dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat
menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan
proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau
produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2)
dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses
oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur
yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur
elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung
dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara
katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan
senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang
dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan
cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula
teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi
merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan
memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida
menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme
mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam
aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam
kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan
senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes.
Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya
berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan
untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
- Absorpsi
H2S oleh senyawa soda
- Pembentukan
sulfur elementer oleh mikroorganisme
Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :
- dapat
menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen
sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida
yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
- pemurnian
gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses-
gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas
berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di
flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses
yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak
dimungkinkan.
- menghilangkan
potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk
melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
- sifat
sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging
atau blocking) pada pipa
- Bio-katalis
yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada
berbagai kondisi proses
- Konfigurasi
proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu
dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
- Proses
Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator
amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas
limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.
6.BLENDING
Proses blending adalah penambahan
bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil
minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai
variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22
bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
3.6 PRODUK
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Keberadaan minyak bumi dan berbagai
macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan
kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin.
Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan
pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat
berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi
beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified
Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah:
"gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana . Elpiji juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas.
Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk
berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam
tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan
dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
- Cairan
dan gasnya sangat mudah terbakar
- Gas
tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
- Gas
dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
- Cairan
dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
- Gas ini
lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang
rendah.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan
bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai
karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet
(lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros
(κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan
bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api
dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
- Parafin
,
digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol,
industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
- Aspal ,
digunakan
sebagai pengeras jalan raya
3.7 DAMPAK
PENGGUNAAN MINYAK BUMI
Secara
umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
(misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa
dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM
DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi
SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi
gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari
awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”.
Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam.
Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan
rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton
Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.
Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.
3.8 KEGUNAAN
MINYAK BUMI
Di Indonesia,
minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau
BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan
secara luas di era industrialisasi.
Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di
antaranya adalah:
- Minyak tanah rumah
tangga
- Minyak
tanah industri
- Pertamax
- Pertamax Plus
- Premium
- Bio Premium
- Bio Solar
- Pertamina DEX
- Solar
transportasi
- Solar
industri
- Minyak
diesel
- Minyak bakar
Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan
disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari
pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk
subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan
infrastruktur. Di sisi
lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga
barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako
dan bisa juga tarif listrik
sehingga selalu ditentang masyarakat.
BAB 4
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari pembahasan penelitian di atas ,
dapat diambil kesimpulan bahwa Minyak Bumi adalah suatu campuran kompleks yang
sebagian besar terdiri atas hidrokarbon . Hidrokarbon yang terkandung dalam
Minyak Bumi terutama alkana , kemudian sikloalkana . Komposisi lainnya adalah
Hidrokarbon aromatik , sedikit alkena dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung oksigen , nitrogen dan belerang . Minyak Bumi atau sering disebut
crude oil merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang
paling kecil , seperti metan yang memiliki 1 atom karbon , sampai dengan jenis
Hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih. Dan
secara garis besar Minyak Bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya
menjadi 4 . Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium
karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan
industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang
disebut petrokimia.
4.2 SARAN
Selain Minyak Bumi bermanfaat
bagi kehidupan manusia , tetapi Minyak Bumi juga bersifat racun dan merusak
karena kebanyakan digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan seperti kendaraan bermotor . Asap buang kendaraan bermotor
dapat mengakibatkan polusi udara, namun ada salah satu cara untuk
mengurangi bahan pencemar yang berasal
dari asap kendaraan bermotor , yakni
sebaiknya memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan yang akan
mengubah gas-gas beracun dari kendaraan bermotor menjadi gas tak beracun .
DAFTAR PUSTAKA
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski
Septiadevana 0606249_IE6.0/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar